Pages

Jumat, 15 April 2016

Six Sigma dan TQM (Time Quality Management)

      A.   Six Sigma
1.     Pengertian Six Sigma
Six Sigma adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat – untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto(Pareto Chart) dan Histogram.
Intinya dapat meningkatkan kualitas dan kinerja bisnis, kesuksesan six sigma bergantung pada kemampuan memecahkan masalah.
2.     Karakteristik six sigma
  • Kelangsungan dalam perusahaan bergantung kepada kemajuan bisnis.
  • Perusahaan akan terus bertambah besar berdasarkan kepuasan pelanggan (customer)
  • Kepuasan pelanggan ditentukan oleh 3 hal quality, price dan delivery.
  • Quality, price dan delivery dikontrol oleh process capability.
  • Process capability tergantung dari variasi yang ada.
  • Variasi proses dapat menentukan kenaikan defect, cost dan cycle time.
3. Keunggulan Six Sigma
  • Menurunkan Cost of loss, perbaikan kualitas dan service produk serta kepuasan konsumen terjamin dengan six sigma.
  • Dapat mengurangi secondary process [rework] dan claim dengan secara menyuluruh.
  • Membuat keputusan berdasarkan data dan tidak hanya berdasarkan praduga saja yaitu dengan bukti nyata.
  • Dapat diterapkan dalam segala bidang baik bidang Industri maupun bidang financial.
  • Fokus terhadap 3P (Product, Process, People).
  • Sangat berdampak terhadap investasi di perusahaan.
  • Berdampak terhadap biaya-biaya yang ada.
  • Pengolahan data sangat mudah dengan menggunakan statistik.
fungsi umum diagram kontrol adalah sebagai berikut :
          1)    Membantu mengurangi variabilitas .
          2)    Memonitor kinerja setiap saat masalah yang ada dipekerjaan.
          3)    Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan
Selain menggunakan langkah-langkah DMSAIC, Six Sigma juga melakukan metodelogi DMADV, sama halnya dengan DMAIC, DMADV juga terdiri atas lima langkah yang harus dilakukan, antara lain :
1.  Define : mendefinisikan tujuan-tujuan dari aktifitas desain yang konsisten dengan keinginan konsumen dan strategi bisnis perusahaan
2.   Measure : menghitung dan mengidentifikasi CTQ ( Critical to Quality), kapasitas produk, kapabilitas proses produksi, dan taksiran risiko.
3.  Analyze : menganlisa alternative yang dirancang dan di bangun, menciptakan rancangan tingkat dan mengevaluasi kapabilitas rancangan untuk memilih rancangan yang terbaik.
4.   Design : merancang detail, mengoptimalkan detail rancangan, dan merencanakan verifikasi rancangan yang ada. Fase ini mungkin saja membutuhkan proses yang sangat lama.
5. Verify : menguji rancangan dan menerapkan proses produksi dan meyerahkan pada pemilik proses. Pada saaat inilah dilakukan dengan secara ketelitian yang tinggi agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan keiinginan.
Kelebihan Six Sigma
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain adalah:
1.     Six Sigma lebih rinci dari pada metode analisis berdasarkan statistik. Six Sigma diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha yang dijalankan.
2.  Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya. Mempermudah dalam perhitungan semua hal yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
3. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat. Pemrosesan yang tepat tanpa ada keraguan yang di kerjakan.
4.    Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma akan berubah mengikuti sesuai dengan yang terjadi dilapangan.
 
     B.   TOTAL QUALITY MANAGEMENT
   Pengertian Total Quality Management
 Total Quality Management adalah kemampuan produk untuk memperbaiki dan menerapkan kesadaran kualitas pada semua proses di organisasi. Sedangkan menurut Kid Sadgrove (1995) TQM adalah “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan“
Lebih lanjut menurut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen.

Unsur-unsur TQM
TQM merupakan model perbaikan mutu yang sifatnya terus menerus dan berkelanjutan. Menurut Arthur R. Tenner dan Irving J. De Toro dalam buku “Total Quality Management” (1992:32-33), model TQM dibangun berdasarkan tiga prinsip mutu:
1. Fokus pada pelanggan Dalam filosofi TQM, konsumen memegang peranan penting, sehingga segala sesuatunya dimulai dan diawali oleh harapan konsumen. Mutu ditentukan oleh konsumen bukan oleh manajemen perusahaan.
2.  Proses perbaikan Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan sesuai urutan langkah kegiatan terkait dalam menghasilkan suatu produk. Langkah ini sangat penting dilakukan untuk dapat menghasilkan produk yang minim kesalahan agar kepuasan konsumen tercapai yang diinginkan.
3.  Keterlibatan menyeluruh bagian perusahaan sangat penting untuk diperhatikan, mulai dari pimpinan perusahaan yang dalam tugasnya untuk menghasilkan produk yang mempunyai keunggulan kompetitif di pasar yang dimasuki, karyawan yang diberi wewenang untuk memperbaiki output dengan cara kerjasama yang ringan dan tepat.
Tujuan TQM
Secara singkat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu dan terampil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dan pelayanan agar kepuasan pelanggan terpenuhi.
3.   Meningkatkan kerjasama antar karyawan dengan atasan sehingga semangat kerja dapat terpelihara dengan baik
4.     Meningkatkan produktifitas kerja agar terwujudnya kualitas kerja yang baik.
5.     Menurunkan biaya produksi dan mampu menaikkan keuntungan.
6.     Terlaksana kebijakan dan sasaran perusahaan kepada konsumen.



Perbedaan TQM (Time Quality Management) dengan Six Sigma
TQM (Time Quality Management) hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai dengan istilah manajemen yang ada dalam TQM). Sayangnya TQM biasanya hanya digunakan untuk menjaga sebuah kualitas, apabila digunakan untuk melakukan peningkatan kualitas, tentunya hal ini cukup sulit. Beberapa penyebab TQM sulit untuk meningkatkan kualitas, yakni :
  • Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya.
  • Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah kualitas adalah masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah kualitas biasanya berasal dari ketidakmampuan departemen lain dalam perusahaan yg sama.
  • Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada bagaimana meningkatkan kinerja produk.
Namun , dalam six sigma semua itu dapat diatasi caranya adalah
  • Menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai bagian yg harus diperbaiki.
  • Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldridge Criteria tetapi fokus pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yg terukur.
  • Six sigma menggabungkan semua tujuan organisasi dalam satu kesatuan. Kualitas hanya salah satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari tujuan bisnis lainnya.
  • Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan bekerja di Quality Department

1 komentar:

  1. Muhammad Rochim: Six Sigma Dan Tqm (Time Quality Management) >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Muhammad Rochim: Six Sigma Dan Tqm (Time Quality Management) >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Muhammad Rochim: Six Sigma Dan Tqm (Time Quality Management) >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    BalasHapus