TUGAS SOFTSKILL
PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Nama :
Muhammad Rochim (17114531)
Kelas :
2KA24
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari
Teori Organisasi Umum.
Penulis menyadari bahwa didalam penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan data dan kemampuan penulis yang
masih dalam tahap belajar. Untuk itu penulis sangat menghargai setiap saran dan
kritik untuk perbaikan dan pengembangan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa/i
Universitas Gunadarma pada khususnya dan
pihak yang akan menggunakan makalah ini untuk berbagai hal pada umumnya, dan
sekaligus dapat bermanfaat untuk mahasiswa/i Universitas Gunadarma.
Jakarta, 17 Oktober 2015
Muhammad
Rochim
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1 Definisi Komunikasi...........................................................................................
2.1.1 Komunikasi secara Umum ............................................................................
2.1.2 Komunikasi menurut para
ahli......................................................................
2.2 Unsur-Unsur Komunikasi.......................................................................
2.3 Tahap-Tahap Berkomunikasi...........................................................................
2.4 Definisi Organisasi ............................................................................................
2.4.1 Organisasi secara Umum................................................................................
2.4.2 Organisasi menurut para ahli........................................................................
2.5 Komunikasi dalam Organisasi .........................................................................
2.6 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi..............................................................
2.7 Proses Komunikasi dalam Organisasi .............................................................
2.7.1 Komunikasi Internal ......................................................................................
2.7.2 Komunikasi Eksternal ...................................................................................
2.8 Gaya Komunikasi dalam Organisasi................................................................
2.9 Bentuk Komunikasi dalam Organisasi.............................................................
2.9.1 Komunikasi Berdasarkan Bentuk ................................................................
2.9.2 Komunikasi Berdasarkan Sasaran ...............................................................
2.9.3 Komunikasi Berdasarkan Arah Pesan ........................................................
2.10 Peran Komunikasi dalam organisasi .............................................................
2.11 Hambatan Komunikasi dalam Organisasi.....................................................
2.12 Cara
Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi........................
2.13 Contoh Studi Kasus.........................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Manusia di dalam
kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain, membutuhkan
kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi
sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun
organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting
untuk kelangsungan hidup kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting untuk sistem
pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor atau
mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba
mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang
dimonitor atau yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja
dari perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan.
Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam
lingkungan pengendalian manajemen. Perilaku
berpengaruh dalam desain sistem
pengendalian manajemen untuk membantu mengendalikan,
memotivasi manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang
dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi.
Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik jelas perlu adanya komunikasi yang
baik antara unsur-unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang
baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam bekerja.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi
komunikasi?
2. Apa unsur-unsur dalam
Komunikasi?
3. Bagaimana tahap-tahap
berkomunikasi?
4. Apa definisi
Organisasi?
5. Apa komunikasi dalam
organisasi?
6. Apa fungsi komunikasi
dalam organisasi?
7. Bagaimana proses
komunikasi dalam organisasi?
8. Bagaimana gaya
komunikasi dalam organisasi?
9. Apa Bentuk Komunikasi
dalam Organisasi?
10. Bagaimana peranan komunikasi
dalam organisasi?
11. Apa saja hambatan komunikasi dalam
organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Komunikasi
2.1.1
Komunikasi secara Umum
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain.
2.1.2
Komunikasi menurut para ahli
1.
Himstreet & Baty
Komunikasi adalah suatu proses
penukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim),
baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
2.
The Odorson & The Dorson
Komunikasi adalah penyebaran
informasi, ide-ide sebgai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain
terutama melalui simbol-simbol.
3.
Charles H. Cooley
Komunikasi berarti suatu mekanisme
hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan
membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
2.2
Unsur-Unsur Komunikasi
1.
Komunikator / Pengirim / Sender
Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan.
Komunikator bisa tunggal, kelompok atau organisasi pengirim berita. Komunikator
bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang
cocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan pesan telah
diterima dengan baik. Untuk itu, seorang komunikator dalam menyampaikan pesan
atau informasi harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang
akan dia sampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.
2.
Komunikan / Penerima / Receiver
Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Dalam
proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi
pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan
umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima
dan dimengerti secara sempurna.
3.
Saluran / Media / Channel
Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator
kepada komunikasi dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan,
tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim
melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo
copy, email, sandi morse, smartphone,
sms, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi
tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto, 1994).
2.3
Tahap-Tahap Berkomunikasi
1.
Tahap Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses pencipataan gagasan
atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
2.
Tahap Ecoding
Tahap encoding adalah
gagasan atau informasi disusun dalam serangkain bentuk simbol atau sandi yang
dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan
media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau sandi dapat berbentuk
kata-kata (lisan maupun tertulis), gambar (poster atau grafik), atau tindakan.
3.
Tahap Pengiriman
Tahap pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau
pesan-pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media komunikasi yang tersedia dalam
organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar,
dan bertindak. Saluran
yang dilalui pesan-pesan disebut media komunikasi. saluran dan media
komunikasinya dapat berbentuk lisan (telepon,
temu-muka langsung) atau tertulis (papan pengumuman, poster dan buku pedoman),
mengalir kebawah (memo
dan instruksi tertulis), keatas (kotak
saran, grievance prosedure, laporan
prestasi kerja), atau ke samping (panitia,
pertemuan antar departemen), formal (diskripsi
jabatan dan prosedur kerja, konferensi) atau informal (ngobrol makan siang di kafetaria perusahaan), dan
aliran satu arah (laporan tahunan yang dipublikasikan) atau dua arah
(konferensi, wawancara pemutusan hubungan kerja).
4.
Tahap Penerimaan.
Setelah pesan
dikirimkan melalui media komunikasi, maka diterima oleh komunikan. Penerimaan
pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung pada
saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya. Jika informasi atau
pesan berbentuk komunikasi lisan, maka seringkali kegagalan dalam mendengarkan
dan berkonsentrasi mengakibatkan hilangnya pesan-pesan tersebut.
5.
Tahap Encoding
Tahap encoding
adalah di mana pesan-pesan yang diterima diinterprestaikan, dibaca, diartikan, dan
diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui suatu proses berpikir.
Pikiran manusia, sistem memori mekanis, instink binatang, dan proses berpikir
lainnya berfungsi sebagai mekanisme decoding.
Dalam tahap decoding ini dapat
terjadi ketidaksesuaian atau bahkan penolakan terhadap gagasan atau idea yang
di”encoding” oleh
komunikator dikarenakan adanya hambatan teknis, dan lebih-lebih adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan persepsi komunikan dalam hal arti
kata atau semantik.
6. Tahap Tindakan
Tindakan yang
dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan-pesan yang diterimanya
merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi. Dalam tahap ini, respon
komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi
tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan yang
dikirimkan komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa yang
diharapkan, maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif.
2.4 Definisi
Organisasi
2.4.1
Organisasi secara Umum
Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah
suatu kelompok orang
dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
2.4.2 Organisasi
menurut para ahli
1. Stoner
Organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama.
2. James D.
Mooney
Organisasi adalah bentuj setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Chester I.
Bernard
Organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
4. Stephen P.
Robbins
Organisasi adalah kesatuan (entity)
social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative
dapat diindentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
2.5
Komunikasi dalam Organisasi
Istilah “komunikasi” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “communis”
yang berarti “sama” (common). Jika kita akan mengkomunikasikan suatu idea atau
gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih dahulu suatu dasar titik-temu yang sama untuk
mencapai suatu pemahaman atau pengertian. Komunikasi juga sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain untuk
menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang diinginkan oleh pembicara
atau penulis.
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan
proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan
yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus
komunikasi vertikal dan horizontal.
2.6
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Organisasi menurut para ahli
1. Sendjaja
a. Fungsi
Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu
sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1.
Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan.
2.
Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi
Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi,
kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha
menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan
pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
2.
Scott dan T.R. Mitchell
a.
Kendali, control, pengawasan.
b.
Motivasi.
c.
Pengungkapan emosional.
d.
Informasi.
3.
Thayer
a.
Memberi informasi.
b.
Membujuk.
c.
Memerintah.
d.
Memberi
instruksi.
e.
Mengintegrasikan
organisasi.
2.7
Proses Komunikasi dalam Organisasi
2.7.1 Komunikasi
Internal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup suatu
organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan. Komunikasi
internal terdiri atas empat bagian, yaitu :
1. Downward
Communication (komunikasi dari atas ke bawah) :
Komunikasi yang berlangsung ketika
orang-orang yang berada pada tataran manajer atau supervisor mengirimkan pesan
kepada bawahannya.
Fungsi komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a.
Pemberian atau
penyimpanan instruksi kerja.
b.
Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa
suatu tugas perlu untuk dilaksanakan.
c.
Penyampaian informasi
mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
d.
Pemberian motivasi kepada
karyawan untuk bekerja lebih baik.
Metode komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a.
Metode tulisan.
b.
Metode lisan.
c.
Metode tulisan diikuti
lisan.
d.
Metode lisan diikuti
tulisan.
2. Upward
Communication (komunikasi dari bawah ke atas) :
Komunikasi yang terjadi ketika bawahan
mengirim pesan kepada atasannya.
Fungsi komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a.
Penyampaian informai
tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.
b.
Penyampaian informasi
tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan.
c.
Penyampaian saran-saran
perbaikan dari bawahan.
d.
Penyampaian keluhan dari
bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita
waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui
bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Alasan mengapa komunikasi ke
atas terlihat sulit dan rumit :
a.
Kecenderungan bagi
pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.
b.
Perasaan bahwa atasan
mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai.
c.
Kurangnya penghargaan
bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.
d.
Perasaan bahwa atasan
tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai.
3. Horizontal
Communication (komunikasi sesama) :
Komunikasi yang berlangsung di antara para
karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
Fungsi komunikasi sesama antara lain :
a.
Memperbaiki koordinasi
tugas.
b.
Upaya pemecahan masalah.
c.
Saling berbagi informasi.
d.
Upaya pemecahan konflik.
e.
Membina hubungan dan
mempererat kekeluargaan melalui kegiatan bersama.
4. Interline
Communication (komunikasi lintas saluran) :
Komunikasi untuk berbagi informasi
melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam
komunikasi lintas saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan
dengan jabatan fungsional. Kondisi yang harus dipenuhi dalam komunikasi lintas saluran
:
a.
Setiap pegawai yang ingin
berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari
atasannya langsung.
b.
Setiap pegawai yang
terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil
komunikasinya kepada atasannya.
2.7.2
Komunikasi Eksternal
Proses komunikasi di
antara para pengurus dan anggota suatu organisasi dengan orang atau masyarakat
umum.
1.
Komunikasi dari
organisasi kepada masyarakat.
Contohnya : konferensi pers, iklan, brosur
2.
Komunikasi dari
masyarakat kepada organisasi.
Contohnya : menerima saran kritik, hotline customer
service 24 jam
2.8 Gaya Komunikasi dalam Organisasi
1.
The
Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini
dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
2.
The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.
Artinya, setiap anggota organnisasi The
Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam
suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian,
memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian
bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication
ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada
keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang
tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam
organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator)
struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan
verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena
pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi
pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini
sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para
wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
pengirim pesan (sender) mempunyai hak
untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul
jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada
keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan
orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang
dihadapi oleh orang-orang tersebut.
2.9
Bentuk Komunikasi dalam Organisasi
2.9.1 Komunikasi Berdasarkan Bentuk
a. Komunikasi Langsung
Komunikasi
langsung tanpa menggunakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata,
gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat.
Contoh : Berbicara langsung kepada seseorang.
b. Komunikasi Tidak Langsung
Komunikasi tidak langsung biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk
melipat gandakan jumlah penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi
hambatan geografis waktu.
Contoh : Radio, televisi.
2.9.2 Komunikasi Berdasarkan Sasaran
a. Komunikasi Massa
Komunikasi
massa adalah komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang
besar.
Syarat-syarat komunikasi massa :
a. Pesan disusun dengan jelas, tidak
rumit dan tidak bertele-tele.
b.
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami.
c.
Bentuk gambar yang baik.
d.
Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar radio.
b.
Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi
yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan
merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Contoh :
Perawat dengan pengunjung puskesmas.
c.
Komunikasi Perorangan
Komunikasi perorangan adalah komunikasi
dengan tatap muka atau bisa dapat juga melalui telepon.
Contoh :
perawat dengan pasien.
2.9.3
Komunikasi Berdasarkan Arah Pesan
a.
Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang
disampaikan oleh sumber kepada sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya.
Contoh :
Radio.
b.
Komunikasi Timbal Balik
Komunikasi
timbale balik adalah komunikasi yang disampaikan kepada sasaran dan sasaran
memberikan umpan balik.
Contoh :
komunikasi kelompok atau komunikasi perorangan.
2.10
Peran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah
penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya
tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan
mensinkronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam
sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi
yang baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi
disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa
penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian
tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2
orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan
orang yang lain berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus
melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang juga sebagai
proses penyampaian informasi yang berguna untuk mengkoordinasikan lingkungan
dan orang lain demi mencapai suatu tujuan.
Sebuah bentuk organisasi pasti
mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta hasil yang selaras. Biasanya
proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan dan bawahan dengan
penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawan hannya yang semata-mata
semua berorientasi berdasarkan organisasi.
Tujuan komunikasi dalam sebuah
organisasi sangat memberikan banyak manfaat secara langsung yaitu memudahkan
para anggota bekerja dari instruksi-instruksi yang diberikan dari atasan dan
untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi dan memang sudah melekat
pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan atasan dapat berinteraksi
dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan berkurang,
karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang berbeda-beda
secara verbal. Dengan demikian semua pelaku organisasi harus berbicara,
bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu lingkungan kondusif dan
mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar dugaan karena kesalahan
komunikasi sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.
2.11 Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1.
Hambatan dari Proses Komunikasi
a.
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya
pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal
ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b.
Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini
dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai
arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima
tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c.
Hambatan media, adalah hambatan yang
terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan
aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan
terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
e.
Hambatan dari penerima pesan, misalnya
kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f.
Hambatan
dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya
akan tetapi memberikan interpretative, Hambatan tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2.
Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat
mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain
lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna
wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3.
Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan
penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan
dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit
antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa
(bahasa daerah, nasional, maupun internasional).
4.
Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan
sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga
menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima
pesan yang hendak disampaikan.
5.
Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan
prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang,
dll.
2.12 Cara
Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1.
Gunakan umpan-balik
Beri kesempatan pada
orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua
iklim komunikasi dua arah. Dapat terjalin komunikasi yang baik dan musyawarah
dalam permaslahan dapat terwujud dengan baik.
2.
Kenali si penerima berita
a.
Bagaimana latar
belakang pendidikannya,
b.
Bagaimana
pengetahuan tentang subyek pembicaraan,
c.
Sejauh mana
minat dan perasaan.
3.
Rencanakan
secara teliti
Sebelum
dalam menyelesaikan masalah rencanakan dengan teliti akibat atau sumber
permasalahan nya. Dengan pertimbangkan baik-baik, misalnya : apa, mengapa,
siapa, bagaimana, kapan.
2.13 Contoh Studi
Kasus
A. Bagaimana awal kasus terjadi?
Nasional KPK : Freeport Bilang Dana ke Polri Resmi
Komisi Pemberantasan Korupsi belum bisa turun langsung mengusut aliran dana dari PT Freeport senilai US$14 juta kepada instansi Polri. KPK menunggu hasil audit dan informasi resmi. Apakah itu dana resmi, bagian dari program CSR (Corporate Social Responsibility), atau gratifikasi?
"Website Freeport bilang itu resmi ke pemerintah. Kalau dana resmi, bukan gratifikasi," kata juru bicara KPK Johan Budi di gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin 31 Oktober 2011.
Menurut Johan, harus ditelusuri apakah dana-dana itu masuk bagian dari dalam kontrak karya pemerintah pusat ataupun otonomi daerah setempat, termasuk Muspida dan aparat keamanan di Papua.
Bila memang terbukti dana resmi, maka diharuskan ada hasil auditnya. Audit dilakukan lembaga resmi negara seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Kita lihat dulu perjanjian Freeport dengan pemerintah. Bukan tunggu ada yang laporkan, tapi paling tidak, ada audit penelusuran," kata Johan. KPK tidak bisa serta-merta masuk dan mengusut.
Johan menegaskan, memang ada banyak informasi hilir-mudik yang menyebut status dana Freeport ke Polri. Tetapi, KPK tetap menunggu keterangan resmi dari Freeport dan pemerintah. "Ada yang desak KPK turun tangan, KPK tidak bisa didesak-desak," tegas Johan.
Soal dana ini, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo sendiri tidak membantah adanya pemberian uang dari PT Freeport Indonesia kepada para personel Polri. Kapolri menilai itu merupakan hal lazim dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Kalau ada bantuan dari salah satu instansi yang diamankan tentunya itu bagian dari uang saku. Tapi itu sekali lagi bisa dipertanggungjawabkan," kata Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jum'at 28 Oktober 2011 kemarin.
http://nasional.vivanews.com
B. Apa yang mendasari kasus terjadi?
Ketidak lancar nya komunikasi freeport dalam pelaporan
dana yang diterima dari pemerintah tidak terdapat di audit laporan keuangan yang
sebenarnya ke pihak KPK. Di anggap bahwa perusahaan freeport melakukan sebuah
tindakan KKN sebab pelaporan keuangan perusahaan harus ada dan benar-benar
riil. Pihak Polri dan KPK salah dalam koordinasi kurang komunikasi dengan baik
kasus KKN tidak selesai di ungkap.
C. Apakah
perusahaan/organisasi/istitusi sudah berupaya melakukan penyelesaian atas kasus
tersebut?
Dari kedua pihak KPK & POLRI sudah berupaya menyelesaikan ketidak jelas
komunikasi,informasi dan bukti yang tidak jelas menyebabkan pihak KPK tidak
dapat meriksa apakah terjadi unsur KKN oleh PT Freeport.
D. Secara keseluruhan
bagaimana pendapat anda atas kasus tersebut?
Kurang komunikasi yang baik membuat permasalahan
KKN PT.freeport tidak akan pernah selesai. Bahkan terjadi suap oleh pihak
PT.freeport tidak sampai dibawa ke pengadilan dan meminta POLRI untuk tidak
membawa-bawa masalah tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya
komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari dalam aspek apapun,
baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam kehidupan sehari-hari, dalam
kegiatan berorganisasi, komunikasi diperlukan dengan tujuan agar sebuah system
atau komunikasi yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan lebih baik.
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi
diantara beberapa orang. Karena komunikasi melibatkan seorang pengirim,
pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan
balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi sangat
penting dalam kehidupan manusia adalah makhluk social yang saling membutuhkan
antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki
dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam
proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam
berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk
mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis
komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan
komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua arah terjadi
bila pengiriman pesan dilakukan san mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale balik antara pemberi informasi
serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yang mutualisme
antara keduanya.
3.2 SARAN
Dengan disusunnya
makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan memahami pentingnya
arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan berorganisasi atau
dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan komunikasi.
Semoga makalah ini
dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca atau mahasiswa, dalam
makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa
kami kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih baik lagi.
kami kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA