Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola
dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi.
v Jenis
Teamwork
Ø Menurut
Daft (2000) jenis teamwork terdiri
dari 6 (enam) jenis, yaitu:
1.
Tim
Formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh
organisasi sebagai bagian dari struktur
organisasi formal.
2.
Tim
Vertikal adalah
sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya
dalam rantai komando organisasi formal.
3.
Tim
Horizontal adalah sebuah tim formal
yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir
sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4.
Tim
dengan Tugas Khusus adalah sebuah tim yang
dibentuk diluar organisasi formal
untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5.
Tim
Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga
20 orang pekerja
dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk
menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya
diawasi oleh seorang annggota terpilih.
dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk
menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya
diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6.
Tim
Pemecahan Masalah adalah biasanya terdiri dari
5 hingga 12 karyawan yang dibayar
perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara
memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
v Tipe Teamwork
Ø Menurut Hariandja (2006) ada 3 (tiga) tipe tim, yaitu:
1.
Problem
solving team yaitu sebuah
tim yang dibentuk untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam upaya memperbaiki
produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai
masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan
melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu
departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang melakukan pertemuan
rutin setiap minggu.
2.
Self
managed team yaitu sebuah
tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan memberikan kewenangan pada
kelompok untuk mengatur
kerja mereka, misalnya menjadwal
kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan
merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen
yang melakukan tugas yang sama.
3.
Cross
functional team yaitu sebuah
tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru
atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi.
Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan
orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan
orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
v Tahap perkembangan
team
Pentingnya
perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke dalam 4 (empat) tahap
perkembangan, yaitu:
1.
Forming
(pembentukan) adalah tahapan di mana para anggota
setuju untuk bergabung
dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai,
pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang
masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup.
Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih
ketua kelompoknya terlebih dahulu).
2.
Storming
(merebut hati) adalah tahapan di mana kekacauan mulai
timbul di dalam
tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak
ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi
mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua
bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit
karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar.
3.
Norming
(pengaturan norma) adalah tahapan di mana
individu-individu dan subgroup
yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari
team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah
mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan
pendapatnya kepada seluruh anggota tim.
4.
Performing
(melaksanakan) adalah tahapan merupakan titik
kulminasi di mana team
sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan
efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang
ditunjukkan.
v Peranan Anggota
Team
Menurut Williams (2008) membagi ada 5 (lima) hal yang
menunjukkan peranan
anggota dalam membangun kerja tim yang efektif, yaitu:
1.
Para
anggota mengerti dengan baik tujuan tim
dan hanya dapat dicapai dengan baik pula dengan dukungan bersama,
dan oleh karena itu mempunyai rasa saling ketergantungan, rasa saling memiliki
tim
dalam melaksanakan tugas.
2.
Para
anggota menyumbang keberhasilan tim
dengan menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja
dengan secara terbuka, dapat mengekspresikan gagasan, opini danketidak sepakatan, peranan
dan pertanyaannya disambut dengan baik.
3.
Para
anggota berusaha mengerti sudut pandang
satu sama lain, didorong untuk mengembangkan keterampilannya dan
menerapkan pada pekerjaan, untuk itu mendapat dukungan dari tim.
4.
Para
anggota mengakui bahwa konflik
adalah hal yang normal, atau hal yang biasa,
dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif (bersifat memperbaiki).
5.
Para
anggota berpartisipasi dalam keputusan
tim, tetapi mengerti bahwa
pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasil membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian.
pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasil membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian.
v Manfaat Team Kerja
Richard
Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi
individu dan tim bagi organisasi, yaitu:
a. Manfaat tim bagi individu
1.
Pekerjaan
lebih bervariasi.
2.
Lebih
banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar.
3.
Meningkatkan
kesempatan untuk mempelajari keahlian baru.
b. Manfaat tim bagi organisasi
1.
Meningkatkan
komitmen terhadap keputusan yang diambil.
2.
Meningkatkan
produktivitas tim kerja.
3.
Lebih
fleksibel dalam operasional kerja.
4.
Meningkatkan
rasa tanggungjawab.
v Implikasi
Manajerial
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia implikasi mempunyai
arti yaitu akibat. Kata implikasi sendiri dapat merujuk
ke beberapa aspek salah satu aspek yang akan dibahas kali ini implikasi manajerial.
Dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi
prosedural
meliputi tata cara analisis, pilihan
representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Jadi implikasi manajerial memiliki arti Proses Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi
manajerial yang baik.
Sumber :
- http://dimasihsanprasetyo.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial.html
- repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34112/4/Chapter%20II.pdf
KELOMPOK 3 : Dewi Utari Agustina
Arfin Fajar
Muhammad Rochim
Muhammad Faizal A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar